Casia ikut berdiri, lalu mengejar Nevan. Dia meraih d**a Nevan dari belakang, mendekapnya erat, hingga langkah Nevan tertahan. "Kenapa kamu tiba-tiba marah? Padahal aku sudah jelaskan semuanya tadi. Dan kamu bilang tak akan ada kesalah pahaman di antara kita," tandas Casia. "Aku pikir kamu pasti lebih memilih Deni daripada aku." Menurut Nevan, Deni setiap harinya lebih lama berada di samping Casia daripada dirinya. Orang bilang cinta berawal dari frekuensi pertemuan. Apakah salah jika dia berpikiran demikian? Casia menghela napas panjang. Baru kali ini dia melihat Nevan berperilaku aneh seperti itu, tepatnya cemburu tanpa semua alasan yang jelas. "Kamu ini dasar, anak kecil. Pikiranmu belum dewasa sama sekali. Apa selama ini aku kurang jelas menunjukkan padamu? Aku sudah membiraknm

