Yudhi pulang dengan rasa berat yang menggelayut dalam hatinya. Ia terpaksa meninggalkan Dara yang tengah menangis tersedu atas sikap dan perkataanya. Perempuan itu terus terisak sambil menyuruh Yudhi enyah dari hadapannya. Mau tak mau lelaki itu menuruti ucapan Dara sebab ia tak memiliki pilihan lain. Lagi pula semua kekacauan tadi pagi itu memang akibat dari kesalahannya sendiri. Yudhi benar-benar menyesal sebab ia bertindak tanpa berpikir panjang. Sepanjang perjalanan lelaki itu terus memikirkan Dara, tanpa sadar ia memukul-mukul setir kemudinya hingga tangannya terasa nyeri. Yudhi memandang refleksi dirinya dari spion, tampak seorang lelaki dengan mata berat kemerahan dan juga berkantung yang wajahnya amat kusut. Ia sudah tak memedulikan tampilannya lagi, benaknya kini sudah dipenuhi