Amel menarik nafas sejenak, sebelum kembali terpingkal dengan satu tangan yang memegang roda kemudi sedang lainnya tepat di atas perut. “Astaga, Mbak.. Temen Mbak sampai pingsan gitu.” Lagi, Amel mengeluarkan ledakan tawa. “Shock kali, Mah..” Pasti-lah! Mana mungkin nggak! Secara yang mau dilamar ternyata bergelar Almarhumah. Ada-ada saja lagian. Demi Hang yang dulu bahkan sampai ke dukun beranak, kenapa Amel kedatangan lagi satu fans anti mainstream. Apa nggak bisa yang normal-normal saja gitu? “Untung deket rumah sakit ya, Mbak.” Resti menganggukkan kepala. “Untung juga tuh nggak punya penyakit jantung. Nanti Mbak bisa-bisa digentayangin kalau mati.” Hih- Resti bergidik ngeri. Tangan remaja baru gede itu mengelus sendiri dadanya. Takut dengan ucapan sang mamah. Amel menggerakkan