Bibah masih sibuk dengan pekerjaanya, padahal sudah sangat larut. Ia belum bisa memejamkan matanya, daripada harus melamun, dan meratapi nasibnya sekarang, lebih baik Bibah mengerjakan pekerjaannya yang belum selesai. Bibah tidak mengerti kenapa malam ini ia ingin sekali melihat Fauzan. Entah itu rindu atau karena bawaan bayi yang ada di dalam perutnya. Fauzan menghilang entah ke mana, kedua orang tuanya pun tidak tahu sekarang Fauzan di mana. Bibah tidak masalah dengan perceraiannya, daripada ia hidup dalam pernikahan yang sudah tidak sehat, tapi sedikit pun Bibah tidak membenci Fauzan, meski ada sedikit trauma nantinya jika suatu hari ia menikah lagi. Bibah melihat buku miliknya yang dulu ia pinjamkan pada Syafira. Buku yang berisi coretan penanya, buku puisi miliknya rela ia pinjamka