“Bukunya sudah penuh, ini gantinya.” Fahri memberikan buku untuk Bibah lagi. Setiap hari Bibah terus menuliskan puisi untuk Fahri. Mau apa pun yang Bibah tuliskan, Fahri menyukainya. “Dokter gak bosan baca puisiku terus?” Tanya Bibah. “Puisimu sudah menjadi untukku, kalau sehari gak baca, rasanya ada yang kurang,” jawab Fahri. “Ih ada-ada saja dokter ini? Ya sudah ini aku terima, ya? Aku ke dalam dulu, itu ada Tania juga, saya gak enak jadinya,” pamit Bibah. “Gak enak gimana, orang dia Cuma temanku saja.” “Iya tapi kali saja mau bicara penting, sampai jumpa nanti, Dok.” Bibah masuk ke dalam ruangannya. Ia tidak mau mengganggu Fahri dengan Tania. Bibah lihat, Tania tidak menyukai dirinya kalau sedang dekat dengan Fahri. Bibah menaruh buku yang Fahri berikan ke dalam tasnya, lalu ia m