*** Tamparan kuat itu mendarat dengan kuat hingga menggema di udara. Heros merasakan pipinya terbakar, menghasilkan sensasi pedih yang menusuk. Matanya terpejam rapat, mencoba meredakan denyutan yang melanda. Suasana seketika berubah hening, membiarkan kejutan itu meresap dalam diam. Dengan gerakan refleks, Heros mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuhnya, rahangnya mengeras, memperlihatkan ekspresi tegang yang tak tersembunyi. Tatapan matanya memancarkan kebingungan, mencari jawaban atas tindakan tiba-tiba yang dilakukan oleh sang istri. Di benaknya, pertanyaan menggelinding: di mana letak kesalahannya hingga sang wanita mampu dengan enteng menamparnya tanpa sepatah kata. Heros merenung sejenak, mencoba mencerna rentetan peristiwa yang baru saja terjadi. Tidak ada amarah dalam diri