"Jangan banyak bergerak Kai. Aku kesulitan membuat simpul dasimu." Kai terus saja menggerakan kepala, menggoda istrinya. Sesekali meniup tengkuk Nadira, menggesekkan wajahnya, lalu menggigit kecil hidung mancung itu, membuat sang empunya menggeram berulang kali. "Auw! Sakit!" rengek Kai sambil mengusap bibirnya. "Sudah aku peringatkan sejak tadi! Tidak bisa diam, jangan salahkan kalau aku menggigit bibirmu." "Tapi ini sakit, tanggung jawab." "Aku sudah memberikan hakmu sampai sudah tidak ada lagi yang tersisa dalam diriku, kau menyuruhku untuk tanggung jawab yang seperti bagaimana lagi?" mengomel, tapi tangannya masih terus bergerak mengikat sehelai kain bermotif itu di kerah kemeja Kai. "Kau tahu saja apa yang sedang aku pikirkan," aku Kai. "Sudah! Sekarang ayo kita sarapan. Kau ad