69. Menahan rindu

1535 Kata

Moza masih berdiri menyandar di sudut kamar rawat Bilqis. Kedua tangannya terlipat di depan d**a, bibirnya terus mengerucut dengan tatapan sinis melihat Alby yang kedapatan sering mencuri pandang pada Nadira. 'Jika saja aku tidak memiliki rasa kemanusiaan, tak sudi aku menolong pengkhianat itu dan juga keturunannya. Namun, sayangnya aku memegang teguh prinsipku dulu ketika memilih menjadi seorang dokter. Terlebih aku telah mengucapkan ikrar sumpah Hipokrates. Aku harus bersikap profesional dan menjunjung tinggi sumpah yang pernah aku ucapkan.' Moza memutar bola matanya malas. Sudah lebih dari tiga puluh menit dia berada di sana, membiarkan Nadira meninabobokan si kecil Bilqis. "Masih lama, Ra? Aku tinggal saja kalau begitu," sinisnya kesal. Bukan kesal pada temannya, melainkan kesal kar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN