Kai berjengit saat mendengar tangisan bayi yang memecah keheningan malam, petualangannya di samudera mimpi harus berakhir. Dengan cepat lelaki itu turun dari kasurnya, mendekati box bayi yang berada tak jauh dari ranjangnya. "Cup ... Cup ... Cup. Kesayangannya Ayah bangun? Jangan menangis Sayang, biar Ayah gendong." Kai menaruh bayi mungil itu ke dalam dekapannya dengan penuh kehati-hatian. Gerakannya ketika menggendong bayi sudah sangat luwes untuk seorang ayah baru sepertinya. "Sayang, berhenti menangis ya. Bunda baru saja tidur, kasihan dia, OK? Adikmu juga akan terganggu dengan tangisanmu. Jangan menangis lagi, Ayah mohon." Si sulung Mars terus merengek. Tak peduli dengan nyanyian dan celotehan ayahnya. "Bukankah kau baru menyusu lima belas menit lalu? Atau jangan-jangan kau pipis
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari