33. Permainan takdir

1935 Kata

Rima dan Anjas masih saling bungkam, sudah sejak sepuluh menit yang lalu Kai dan Gibran meninggalkan ruangan tersebut. "Kenapa Mami malah diam? Apa yang sedang Mami pikirkan?" Anjas mendekati istrinya. "Mami kepikiran Kai, Pi." "Kenapa memangnya, bukankah semua sudah berjalan sesuai rencana? Papi lihat tadi Kai sungguh-sungguh dengan ucapannya," sambung Anjas. "Tidakkah Papi melihat deritanya? Matanya memancarkan sorot kesedihan yang begitu mendalam. Mami jadi merasa bersalah, Pi," sahut Rima. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Mami sendiri yang bilang sama Papi kalau Kai memang harus segera dinikahkan. Berdoa saja semoga cinta segera hadir begitu mereka menikah, jadi Kai tidak berlarut-larut dalam kesedihannya gara-gara wanita yang meninggalkannya itu." "Kalau yang satu itu sudah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN