Adena POV. "Iya, sangat cantik. Tapi yang bikin lebih cantik!" Lelaki ini memang selalu saja mengatakan apapun yang ada dikepalanya. Ingin sekali ku jitak kepalanya. Dia tidak tahu saja, kalau aku ini sudah tidak tertarik lagi dengan segala jenis rayuan laki laki mana pun. Aku hanya ingin sekolah yang benar, kerja yang benar. Dan aku enggak membutuhkan seorang laki laki lagi. Tidak akan dan tidak pernah. "Silakan keluar, mas. pintunya ada sebelah sana!" Aku menunjuk ke arah pintu. Dan Althar tersenyum padaku. "Aku tahu, nona. Kalau begitu saya permisi dulu." Aku hanya menggeleng pelan, dan dia tersenyum sebelum memutar tubuhnya. Sementara aku kembali merangkai bunga karena ada pesanan di sebuah pesta. "Pak, enggak mau cari karyawan lain, nih? aku sibuk sekali." ujarku. "Enggak per