Akhir untuk Endang

1362 Kata

“Nggak papa, kamu pulang saja. Aku nggak akan bunuh diri, kalau itu yang kamu khawatirkan.” Tania membelai pipi Aryo ketika malamnya mereka tidur bersisian. “Bekerja adalah terapi terbaik untuk melupakan kesedihan. Jangan khawatirkan aku Aryo. Pulanglah. Kasian Dinda kamu tinggal terlalu lama.” “Menikahlah denganku. Ayo kita ke Batam. Kamu resign saja,” bujuk Aryo sembari balas mengelus bibir kekasihnya. “Aku mau. Sudah kubilang berkali-kali aku mau menikah sama kamu. Kasih waktu buat beresin kerjaan, ya? Kamu juga harus laporan sama Oma. Dan siapin semua yang perlu disiapin.” “Janji?” “Janji. Aku nggak papa.” Tania mencium pipi Aryo lalu memeluk lelaki kesayangannya itu. Mereka berpelukan sampai keduanya sama-sama terlelap karena lelah dengan kejadian hari ini. Keesokan harinya, Ar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN