Sejenak, ekspresi Avan berubah. Namun, ia mencoba untuk kembali ke ekspresi awal. "Ehm, ya. Aku kenal, sepertinya, Mas," jawab Avan, setelah ia membaca alamat Asti yang tertera di undangan. "Wah ... bisa kebetulan, ya. Kamu temenan sama dia?" "Oh, kebetulan, aku suka beli oleh-oleh di toko tempat dia kerja." Avan tidak menjawab dengan jujur. Ia berpikir, itu tak lagi penting. "Kamu kenal dekat sama dia?" "Nggak juga, sih, Mas." Yudha ingin bertanya lebih jauh lagi. Namun, ponselnya berbunyi. "Bentar, ya, Van ... aku angkat telepon dulu." "Iya, Mas." Yudha mengobrol dengan seseorang yang menghubunginya. Sementara Avan, masih memandangi wajah Asri dalam undangan. Dalam hatinya, ada penyesalan. Seandainya saja, ia tidak melakukan kesalahan, pasti dirinya yang bersama Asri di undang