Bagian-49 (Seperti Terdakwa)

1014 Kata

Ibu Asri masuk ke kamarnya. Sementara di luar, Asri tengah menangis di hadapan sang ayah. "Apakah yang ibumu bilang benar, Sri?" tanya ayah Asri dengan sangat hati-hati. Pria itu pun sesungguhnya tidak tega untuk menanyakannya. "Demi Allah, enggak, Pak. Asri juga tidak tahu bisa-bisanya ada Avan di warung. Asri pulang sendirian, Pak," jawab Asri jujur, berharap ayahnya akan percaya, tidak seperti Biyung yang menghakiminya, yang menyalahkannya dan percaya begitu saja. "Lha, kamu, kenapa pulang sendiri? Kamu sudah memiliki suami. Kamu nggak kabur, kan?" tanya Asri lagi dengan sangat hati-hati lagi. Asri menggeleng pelan. "Enggak, Pak." Dia tidak mungkin jujur mengatakan kondisi pernikahannya sekarang ini. Yang ada, dia yang akan disalahkan. Dia yang akan dianggap baperan. Selain itu,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN