Begitu kemacetan terurai, Sakha langsung tancap gas. Mobil melaju cepat melewati jalanan kota, melewati tikungan tanpa banyak berhenti. Tatapannya lurus ke depan, penuh tekad. Hanya satu tujuan yang ada di kepalanya, panti asuhan itu. Beberapa menit kemudian, bangunan sederhana dengan gerbang hijau terlihat di kejauhan. Sakha memperlambat laju mobil, lalu memarkirnya asal di sisi jalan tanpa banyak pikir. Ia bahkan tidak memeriksa apakah parkirnya benar atau menghalangi kendaraan lain, ia terlalu fokus pada satu hal. Begitu keluar dari mobil, ia berjalan cepat menuju gerbang panti. Suasana di dalam tampak tenang, suara anak-anak kecil sesekali terdengar dari halaman belakang. Namun ketenangan itu tidak membuat langkah Sakha melambat. Ia langsung masuk ke dalam area panti, menyapu ruanga

