“Kamu mengirim Siva ke balik jeruji besi?” tanya Nyra, suaranya pelan tapi penuh ketegangan. Ada harapan kecil bahwa jawaban Sakha tidak seburuk yang ia bayangkan. Namun Sakha hanya tersenyum tipis, senyum yang membuat bulu kuduk Nyra meremang. “Worse than that,” balasnya tenang, seolah sedang membicarakan sesuatu yang tidak penting. Nyra meremang. Kata-kata itu menghantam keras dadanya. Ia tidak tahu apa yang dilakukan Sakha, tapi dari ekspresi di wajah pria itu… dari ketenangan yang terlalu dingin… ia tahu itu bukan hal yang baik. Bahkan mengerikan. Sakha masih menggenggam tangan Nyra erat, seakan ia takut Nyra akan menghilang jika sedikit saja dilepas. Ia kemudian mengangkat tangan itu perlahan dan mencium punggungnya penuh kelembutan. “I miss you, Nyra,” ucapnya, suara rendahnya ter

