“Siva, gila kamu. Apa yang kamu lakukan?” desis Ardi mencoba bertahan sebisa mungkin. Namun Siva tidak menyerah dan begitu menggoda. Ia terus menggodanya hingga pertahanannya pun runtuh. “Kamu yang minta duluan jadi jangan salahkan aku.” Tiba-tiba Sakha melepaskan diriku meraih pinggang Siva merapat ke dinding, lalu dia merapat di belakang tubuhnya. Tangannya bergerak menaikkan rok Siva. Dengan cepat dia kemudian membenamkan diri di sana. Siva memejamkan mata. 'Mungkin aku lebih rendah daripada ja-lang. Tapi hanya ini yang bisa aku lakukan untuk menebus kebebasanku.' Siva memejamkan mata ketika Ardi menerobos masuk miliknya. Rasanya penuh dan sesak. “Kami mengambil mahkotaku,” desah Ardi di telinga Siva. Siva hanya mendesah merespons, merasakan sapuan kenikmatan yang diberikan ole

