Pikiran Sakha berputar liar di dalam kabin mobil yang senyap. Kegelisahan yang ia rasakan sejak tiba di rumah Nyra dan menemukannya kosong, kini berubah menjadi segelombang ketakutan yang menusuk. “Di mana Nyra? Seharusnya pada jam segini dia sudah lama tiba di rumah.” Jarinya mengetuk-ngetuk setir dengan ritme gugup. Matahari sudah lama tenggelam, meninggalkan jejak jingga dan ungu di ufuk barat yang cepat memudar. Bayangan-bayangan di jalan tampak semakin panjang dan mengancam. Pikirannya, yang sudah kalut, langsung melompat ke satu kemungkinan, klinik. Mungkin saja Nyra ada urusan mendadak di sana. Dengan napas tertahan, ia hampir saja memutar setir dan menginjak gas menuju arah klinik. Namun, tepat sebelum belokan, pandangan sampingnya menangkap sebuah gerakan samar. Matanya berali

