“Jimy ke mana?” tanya Nyra pelan sambil merapikan rambutnya. Ada sedikit rasa penasaran karena biasanya Jimy yang bertugas mengawalnya. Ferrin tidak langsung menjawab. Ia memasukkan kotak sarapan kosong ke meja, lalu menoleh dengan senyum tenang. “Dia sedang ada urusan menghadiri kegiatan sosial panti asuhan di luar kota… atau semacamnya,” jelasnya santai. Nyra mengangguk, menerima jawaban itu tanpa curiga. Namun Ferrin tahu betul, ucapan tadi hanya setengah kebenaran. Tidak ada kegiatan apa pun. Tidak ada perjalanan luar kota. Pagi ini memang sengaja ia atur agar Jimy tidak muncul. Karena ia ingin menjadi satu-satunya orang yang mengantar Nyra. Karena sejak mendengar cerita Nyra bahwa Sakha pernah menemuinya di kantin tempat kerja, Ferrin tidak tenang. Tidak bisa tenang. Ia menatap N

