Bu Aida tergagap mendengar pertanyaan dari mulut Amarta, dia mengerjap lalu mempersilahkan Amarta untuk masuk dulu sebelum menjawabnya. “Mari, kita berbincang di dalam saja!” ajaknya ramah. Amarta mengangguk seraya mengikuti Bu Aida masuk bangunan panti asuhan itu. Suasana di dalam pun begitu jauh berbeda dengan apa yang dilihatnya di malam badai itu, ketika dia ke sini untuk … “Silakan duduk, sebentar saya bawakan minum untuk Anda, Nyonya!” kata Bu Aida seraya hendak beranjak lagi dari sana setelah Amarta duduk. “Bu!” panggil Amarta, dia tak sabar dan tak mau menunggu waktu lebih lama lagi padahal tujuannya sudah ada di depan mata. “Ya?” Amarta menelan saliva sebelum melanjutkan kalimatnya, matanya jelas menyiratkan kekhawatiran yang tak terungkapkan. “Apa yang terjadi pada belia