Syahilla duduk diam di ruang tamu rumah Reza. Manda pamit pergi karena ada sesuatu yang mendesak bersama Darel. Sedangkan Reza tidak kunjung keluar dari kamar. Syahilla mengetuk-ngetukkan ujung kakinya pada lantai. Syahilla bosan, mau memanggil Reza rasanya tidaklah sopan. Mau membuka hpnya, Syahilla tidak ingin mata yang baru saja dia obati kena sinar radiasi terlalu berlebihan. Mata Syahilla terpaku pada selembar kertas yang ada di meja. Dia tidak ingin lancang, tapi hatinya tergerak untuk mengambil kertas itu. Syahilla membaca tulisan demi tulisan di kertas itu. Matanya membulat sempurna saat selesai membaca kertas itu. "Jadi, pameran seni atas campur tangan mas Reza?" tanya Syahilla pada dirinya sendiri. Syahilla sungguh merasa bersalah dengan pria itu. Pameran seni disupport oleh