Sekitar pukul sembilan, mereka bertiga bergegas ke Kota Metro setelah Danu dikabari bahwa Bu Minah telah meninggal pukul delapan pagi tadi. Karena jarak yang ditempuh sangat jauh, pria itu tidak keberatan supaya Bu Minah dimakamkan terlebih dulu tanpa menunggu kedatangannya. Semua itu begitu tiba-tiba. Danu pikir Bu Minah akan bersamanya lebih lama, menjaga anak-anak di panti asuhan yang sudah bagaikan anaknya sendiri. Namun, ternyata Tuhan berkata lain. Bu Minah pergi begitu cepat seperti sang ayah dan juga Ayu, meninggalkan dirinya sendiri di dunia yang baginya abadi. Sepanjang perjalanan pria itu terus memandang jauh keluar jendela, mengingat pertama kali dirinya bertemu dengan Bu Minah yang kelaparan di pinggir jalan, hingga saat terakhir dia bertemu dengannya waktu itu. Semuanya ter

