Reno berjongkok di sisi tempat tidur, kedua tangannya berpegangan di besi tepi ranjang. Ia mencoba menahan sesak di d**a. Mencoba menahan rasa sesalnya. Air mata menetes dari matanya. Reno tersedu, bahunya bergoncang. "Rena, kenapa harus secepat ini. Aku menyesal karena belum sempat menyatakan cinta padamu ... aku menyesal, aku menyesal." Reno tersedu pilu. "Pssst, Om sedang apa?" Reno menegakan kepala, ia terloncat mundur, karena merasa mendengar suara Rena yang berbisik. Ditatap tubuh yang tertutup kain di atas ranjang. Reno bangkit berdiri. "Rena, apa kamu mati penasaran, karena belum mendengar ungkapan cintaku?" suara Reno bergetar, karena rasa cemas. "Aku belum mati, Om." Reno terkesiap, suara bisikan itu begitu dekat. Hatinya yang tengah berduka, tidak bisa fokus mendengar,