“Citaaa, ya ampun, Cita.” Cita menarik napas tegang. Bangkit perlahan, dan meremas erat selimut yang menutupi tubuhnya. “Ma-mama, di … sini.” Pandu! Pasti pria itu yang menghubungi Tessa, sampai mama mertuanya ada di sini. Jangan sampai wanita itu kembali membawa Cita pulang, karena ia benar-benar bisa gila dibuatnya. Arya spontan berdiri, karena melihat wanita yang lebih tua darinya menghampiri. Arya yakin wanita itu dalah ibu Pandu, karena Arya juga pernah melihat fotonya. Perhatiannya lantas terfokus pada Cita. Wajah gadis itu terlihat tegang, dengan kedua tangan yang mengepal erat. Seolah ketakutan, tetapi intensitasnya tidak seperti ketika disentuh oleh Arya, maupun Pandu. Mengapa Arya curiga, wanita itu tahu semua tentang perbuatan putranya pada Cita. Semoga saja, dugaan Arya

