Duka Cita 54

1268 Kata

“Mas Nando?” Nando menoleh, lalu tersenyum dan menarik kursi yang masih kosong di sebelahnya. “Duduk sini!” Leoni berjalan cepat, tetapi tidak langsung duduk di sebelah pria itu. Ia memegang sisi atas punggung kursi, dan menatap heran. “Ada kerjaan di Surabaya?” “Duduk dulu.” Nando meraih siku Leoni, agar gadis itu duduk di sebelahnya. “Lembur? Jam segini baru pulang?” “Nggak.” Leoni menggeleng, dan sudah duduk menghadap Nando. “Nongkrong bentar sama temen. Mas Nando ke sini ngapain?” “Mau jenguk Cita,” kata Gemi sembari meletakkan satu piring ayam geprek di meja makan. “Panggilin Papa, Le. Sama mas Arya juga.” Gemi tidak menitahkan Leoni memanggil Leon, karena putranya itu tidak akan keluar kamar jika bukan keinginannya sendiri. Sudah sering dinasehati, tetapi Leon selalu beralasan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN