Duka Cita ~ 61

1522 Kata

“Ini masih pagi, belum juga sarapan tapi sudah rapi.” Gemi meletakkan selang yang ia gunakan untuk menyiram tanaman, kemudian menghampiri keran air dan mematikannya. Ia menghela kecil, dan tidak beranjak ke mana pun karena Arya saat ini tengah menghampirinya. “Mau pergi ke mana?” “Ke rumah Cita.” “Sepagi ini? Ada kerjaan urgen? Nggak sarapan dulu?” cecar Gemi tidak menyambut uluran tangan Arya yang hendak berpamitan. Lee sudah memberitahu mengenai perkembangan perusahaan yang dirintis Arya, juga tentang masalah Aries. Bahkan, Lee juga memberitahu mengenai ancaman yang diberikannya pada Arya. “Aku mau ngobrol sama Cita.” Karena Gemi tidak kunjung menyambut tangannya, maka Arya menghabiskan sedikit jaraknya lagi dan meraih tangan sang mama lalu mencium punggung tangannya. “Tapi Mama mau

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN