“Aku nggak mau anak ini, Mamiii.” Cita berusaha memukul perutnya, tetapi tangan Sandra terus mencegahnya sejak tadi. “Aku nggak mau!” “Cita, lihat, Mam—” “Nggak mauuu.” Cita menggeleng. Berusaha melepas tangannya yang ada di genggaman Sandra. “Dia bukan anakku dan aku nggak mau punya anak dari orang itu!” “Cita.” Sandra balas menggeleng. Mencoba memberi pandangan lain, agar Cita tidak menggugurkan janin di dalam kandungannya. “Mau bagaimanapun, ini anak kamu. Ada darah kamu juga di dalamnya.” “Tapi dia anak orang itu!” “Tapi anakmu juga, Sayang.” Sandra tidak ingin putrinya melakukan sesuatu, yang akan disesalinya dikemudian hari. Ia melepas tangan Cita, lalu menangkup wajah yang sudah basah dengan air mata itu. Dengan perlahan, Sandra mengusap air mata yang masih saja turun membasahi

