Saat melihat Ine keluar dari kamar, Arya langsung menutup laptop di pangkuan dan beranjak pergi menuju kamarnya. Ia segera menutup pintu, dan tidak lupa menguncinya. “Ngapain dikunci?” Cita melotot, tetapi bibirnya menahan tawa saat melihat wajah konyol Arya. “Mau nyambung yang tadi subuh.” Arya meletakkan laptopnya di tempat tidur, lalu berlutut di depan Cita yang sudah berada di kursi roda. Istrinya sudah terlihat segar, dan semakin manis dengan lipstik tipis yang menghiasi bibirnya. “Yang mana!” Cita tidak lagi bisa menahan tawa, saat melihat wajah Arya sudah di depan mata. Karena gemas sekaligus kesal, ia pun mendorong wajah Arya menjauh darinya. “Dah, nggak usah deket-deket! Bahaya!” “Eh, kualat begitu sama suami.” Arya dengan cepat meraih pergelangan tangan Cita, lalu menggigit s

