111:TRISTAN-HARAPAN SEORANG AYAH

1501 Kata

Apakah kami baikan? Gue rasa begitu. Dalam arti, kami berusaha meredakan emosi dan menenangkan pikiran dengan memanfaatkan jarak yang kini terbentang, namun tanpa perlu khawatir jika hubungan kami akan benar-benar berakhir. “Abang jangan marah lagi,” tangis Mita petang kemarin. Gue cukup lama terdiam saat itu, mendengarkan tangisannya yang begitu putus asa. Tak gue debat, tak pula gue menjeda luapan kesedihannya. “Can we talk now?” tanya gue setelah isaknya mereda. Mita mengizinkan, dan gue pun mengungkapkan isi hati gue. Bahwa, mendengar suaranya yang kerap meninggi sungguh menyayat hati gue. Kami saling mencintai, dan apapun alasannya gue ngga bisa menerima diperlakukan seperti itu. Gue paham Mita sedang dalam proses pemulihan traumanya. Gue pun memikili sesi diskusi dengan dr. Sara

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN