206:TRISTAN-INFINITY

1123 Kata

Pagi itu udara di Auckland terasa lebih sejuk dari biasanya. Gue duduk di samping ranjang rumah sakit, memegang tangan Mita yang masih lemah setelah melewati proses melahirkan putri kami semalam. Rasanya begitu campur aduk, menyaksikan kelahiran Sarah – anak kedua kami, dengan penuh haru dan kebahagiaan yang tak terkira. Mita tampak kelelahan, namun tetap terlihat cantik. Senyumnya saat memandang Sarah yang tertidur di dalam box bayi di sampingnya membuat hati gue begitu hangat. Setelah memastikan Mita dan Sarah baik-baik saja, gue pamit pulang sebentar untuk menjemput Farah. Ia pasti sudah tidak sabar bertemu dengan adiknya. Namun, entah kenapa ada perasaan gugup di diri gue — gue tau, ini akan jadi momen besar bagi Farah. Meski masih berusia empat tahun, ia sudah cukup mampu merasakan p

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN