BAB 25

1237 Kata

Keesokan harinya, "Sayang ...," "Ajeng sayang, kamu enggak bangun? ini sudah jam sepuluh loh !," Ajeng membuka matanya secara perlahan, ia mendengar suara dari balik pintu. Ia tahu bahwa itu adalah suara papi. Ia melirik jam menggantung di dinding, menunjukkan pukul 10.12 menit. Ajeng merenggangkan otot-otot tubuh, sambil menahan kantuk. Karena semalaman ia menangis, laki-laki bernama Aru. Ia wanita bodoh menangisi laki-laki yang tidak memiliki hubungan apa-apa dengan dirinya. Ia seperti ini bukan sedang patah hati, ia tidak mengerti kenapa ia bisa sepertu ini. Tapi hati ini tidak bisa ia bohongi, perasaan sedih teramat sangat jika mengingat kenangan manis itu. "Sayang, kamu enggak bangun !," "Iya pi, ini udah bangun kok," ucap Ajeng dengan suara serak khas bangun tidur. Wajar saja ia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN