BAB 34

1330 Kata

"Tentu saja kamu," ucap Aru, kini mengurung tubuh Ajeng, ia pandangi setiap inchi wajah cantik itu. Ajeng memandang iris mata tajam itu. Ia tidak akan membakar api ini lebih besar. Di sini ia dan Aru sama-sama emosi, Ajeng memejam kan mata sejenak, untuk menenangkan debaran jantung. Laki-laki inilah yang memiliki pengaruh besar dikehidupannya. Ajeng menarik nafas ia menatap Aru. Ajeng meraih jemari itu, ia mengecup punggung tangan Aru. Ini lah sebuah bukti bahwa ia menghormati dan mengaggumi Aru, sebagai laki-laki dewasa. Cinta itu seharus memiliki, sesuai dengan keinginan untuk tumbuh dan berkembang. Bukankah cinta itu untuk kebaikkan diri sendiri. Mentramkan jiwa jika memilikinya. Bagaimana cinta itu tidak saling memiliki yang selalu diperbincangkan? Itu adalah kata-kata yang tidak ma

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN