92

1122 Kata

Bhaskara menggulung lengan kemejanya dengan gerakan perlahan. Otot lengannya yang tegas dan berurat tampak jelas, membentuk lekuk maskulin yang sulit diabaikan. Diajeng, yang duduk bersandar di kursi kecil kamar rawat inap itu, hanya bisa menelan ludah saat menyaksikan suaminya menyiapkan baskom kecil dan sebotol shampo bayi di meja. Wajahnya memerah. Bukan hanya karena malu, tapi karena—ya Tuhan—suaminya memang kelewat memesona dalam caranya yang sunyi. “Duduk yang nyaman, ya,” ucap Bhaskara lembut, tangannya menyentuh kepala Diajeng dengan hati-hati. Diajeng mengangguk kecil, lalu perlahan membungkuk di tepi baskom. Rambutnya yang panjang menjuntai, dan Bhaskara mulai menyiramkannya dengan air hangat dari gayung kecil. Dengan telaten, ia menyentuh setiap helai, mengusap kulit kepala is

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN