30

1448 Kata

Diajeng terbangun dengan sedikit terkejut. Tangannya meraba kasur, mencari ponselnya untuk melihat waktu. “Mas, sekarang jam berapa?” tanyanya dengan suara serak khas orang baru bangun. Tanpa menunggu jawaban, ia menyibakkan selimut dari tubuhnya—lalu langsung membelalak. Ah iya dia lupa kalau dirinya tidak mengenakan apa pun di balik selimut itu. “Cuk, lupa gue.” Gerutunya refleks, buru-buru menarik kembali selimut untuk menutupi tubuhnya. “Maaf, Mas.” Dengan cepat, Diajeng meraih kain itu dan membawanya serta saat ia bergegas ke kamar mandi. Bhaskara hanya duduk diam di tepi ranjang, memperhatikan istrinya yang ribut sendiri. Seakan tidak ada apa-apa. Seakan tadi malam hanya sebuah ilusi. Seakan semuanya masih sama seperti sebelumnya. Dan mungkin, di sisi Diajeng memang begitu. Nam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN