"Abang." "Hem," jawabnya singkat masih dengan menikmati keintiman yang tercipta di antara mereka. Tangan Kien memainkan rambut istrinya karena kepala Uli yang menyandar pada lengan kokoh miliknya. Uli tengah berpikir, apakah sekarang adalah waktu yang tepat untuknya membahas mengenai study yang pernah sang suami tawarkan untuknya. Tangan melingkari bagian depan tubuh Kien, menari-nari di atas d**a pria itu menyalurkan gelenyar kenyamanan bagi Kien untuk menutup matanya. "Tentang tawaran Abang tempo hari." Kien membuka matanya. Dengan tangan yang lain menangkap jari jemari sang istri yang makin nakal membelai perut dan dadanya, naik turun secara berulang-ulang. "Ya. Apa sayang sudah ada jawaban." Kepala Uli yang menyandar pada lengan kokoh itupun mengangguk-angguk. "Kurasa tak ada sa