Sepasang suami istri itu berdiri dalam kecanggungan di depan sebuah rumah yang tertutup pintunya. Kien sesekali harus meraup wajahnya dengan sebelah tangan dan lengan satunya dipegang erat oleh sang istri yang bergelayut di sampingnya.
"Abang! Ketuk pintunya." Pinta Uli karena sejak beberapa saat kedatangan mereka, suaminya ini masih tak bergeming juga.
Tangan Kien bahkan sudah terulur, tapi kembali ia turunkan. Rasanya tak dapat dia prediksi bagaimana kegalauannya kali ini. Bisa-bisanya dia menyetujui juga keinginan sang istri hingga memberanikan diri untuk datang ke rumah jiran sebelahnya ini.
Dengan satu kali tarikan napas, berhasil juga pada akhirnya lelaki itu mengetuk pintu rumah. Dua kali ketukan sampai suara handel pintu yang diputar dari dalam, memundurkan selangkah kaki pria i
