Salah kalau mereka mengira hanya Abimanyu yang merasa tersiksa selama beberapa hari ini. Nyatanya aku dan Cello juga merasakan hal yang sama. Tanpa aku sadari, setahun belakangan kehadiran laki laki itu sudah seperti candu yang pelan pelan meracuni hati dan pikiran kami. Aku selalu menjauhkan Cello dari ponsel supaya dia tidak bisa menghubungi Bang Abi. Membawanya berlibur seharian sekedar untuk membuatnya melupakan sejenak keberadaan laki laki itu. Tapi Cello tetap saja merajuk dan merengek menanyakan ayahnya. Sudah sangat terlambat untuk menghindar. Saat menyadarinya, ternyata sosok Abimanyu sudah menjadi bagian penting untuk kami berdua. "Kamu belum berniat menghubunginya? Tiga hari di sini anakmu selalu merengek mencari ayahnya, bahkan barusan sampai menangis selama itu." Ucap Bang