Bab.18 Salah Paham

3034 Kata

Setelah pintu tertutup, harusnya aku segera pergi dari sana. Tapi tangis Aksa yang terdengar menyayat di balik pintu itu, seperti rantai yang membelenggu kakiku. "Tuhan, kenapa harus sesakit ini? Kenapa perjalanan cinta kami harus berakhir sepilu ini." Air mataku jatuh berderai tanpa bisa tertahan lagi. Dadaku berdenyut nyeri mendengar suara tangisan ayah dari anakku di dalam sana yang makin menyayat hati. "Cello, apa yang harus Bunda lakukan sekarang Nak? Haruskah Bunda kembali ke dalam sana dan memberi kesempatan kedua untuknya? Kenapa semua jadi serumit ini." Untuk beberapa lamanya aku hanya diam mematung di depan pintu. Berusaha berpikir tenang di antara gejolak perang dengan batinku sendiri. Tidak, aku tidak boleh goyah. Ada banyak hati yang harus aku jaga, itulah kenapa akhirnya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN