Bab.51 Mendung Duka

1206 Kata

Mendung menggelayut di langit pagi hari ini. Disinilah kami berada sekarang, pemakaman Arianto Pradipta ayah Aksa. Kemarin hanya beberapa jam setelah kepergian Aksa ke rumah sakit, Rena menghubungiku dengan membawa berita duka itu. Benar benar mengejutkan, tidak ada satupun dari kami yang menduga pria setengah baya itu akan pergi secepat ini. Tak banyak yang menghadiri acara pemakamannya, hanya beberapa orang keluarga dekat mereka saja. Bahkan sampai saat pemakaman hampir selesai, Risti Pradipta sama sekali belum menampakkan batang hidungnya. Rena menangis tergugu di pelukan bunda, sedangkan Aksa diam menatap pusara ayahnya dengan raut wajah yang sulit dibaca. Arianto Pradipta mungkin memang bukan ayah yang baik untuk mereka berdua, tapi kami tahu baik Aksa maupun Rena sangat terpukul at

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN