Bab.24 Genderang Perang

1967 Kata

Aura permusuhan menguar kuat saat Seno Nugroho yang didampingi istrinya, Abimanyu dan Sasha menghampiri meja yang ditempati keluarga Pradipta. Wajah kedua orang tua Aksa terlihat sangat tidak bersahabat. Kalau saja tahu kejadiannya akan seperti ini, mereka pasti tidak akan sudi menghadiri undangan itu. Jelas saja, pengakuan keluarga Nugroho atas status Cello sebagai cucu keluarga mereka, ibarat sengaja menabuh genderang perang dengan keluarga Pradipta. "Senang bisa ketemu Anda di sini Bapak Arianto dan juga Bapak Budiman. Terima kasih sudah bersedia memenuhi undangan kami," sapa Seno Nugtoho dengan senyum ramahnya. Bukannya menjawab sapaan tuan rumah, mereka justru melempar tatapan sinisnya ke arah Sasha. Mata mereka dengan remehnya mengamati pengacara cantik itu dari kepala sampai ujun

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN