Tak lama Galih datang. Pria itu berlari kecil di koridor mendekati Moza. Raut wajahnya tampak cemas. Nafasnya terengah. “Za, gimana kondisi Musa?” tanya Galih dengan tatapan khawatir. Moza tidak menjawab, hanya menoleh ke arah Musa yang terbaring tak sadarkan diri, Galih pun mengikuti arah pandang Moza. Menatap Musa yang terbaring di dalam. “Inilah yang aku nggak setujui kalau Musa balapan motor. Ini semua karena Gafar. Dia yang mengajak Musa balapan liar. Jadinya begini,” kesal Galih menyesalkan kejadian itu. "Sebelumnya Musa nggak pernah mau ikut- ikutan balapan liar. Entah kenapa kali ini dia melakukannya." “Semua udah terjadi,” jawab Moza pasrah. Galih menatap Moza intens. “Tapi aku yakin Musa itu kiat, dia pasti bisa melawan rasa sakitnya dan bangkit untuk sembuh. Apa luk