79. Eternity Summer - END

2176 Kata

“Woaaah! Airnya mendidih, Pa!” Ken menatap takjub ke arah Kawah Sikidang di depannya. Sejak masuk dia sudah mengeluh bau, tetapi dia tetap terlihat begitu bersemangat. Saat ini aku hanya berdua dengan Ken sementara Dila menunggu di mobil karena aku tidak mengizinkan dia ikut. Selain jarak parkiran menuju kawah cukup jauh, pengunjung hari ini juga ramai dan agak berdesakan. Aku tidak ingin Dila kenapa-napa. Ditambah lagi, aku juga belum tahu pasti apakah bau belerang baik atau tidak untuk ibu hamil. “Kalau buat rebus ayam langsung mateng, ya, Pa?” tanya Ken sembari menunjuk tengah kawah yang uapnya meluap-luap. “Enggak langsung mateng lagi kayaknya, Ken, tapi langsung sisa tulang.” “Hiii, serem!” Aku mengajak Ken keliling Kawah Sikidang hanya kisaran lima sampai sepuluh menit saja

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN