Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Lengan Bella masih tertempel plester bekas mengambil darahnya. Namun tak menyurutkan antusiasme menjemput ayahnya di Bandara. Dia bahkan sudah membuat poster besar bertuliskan selamat datang papa. Dia yang menggunting kertas berwarna itu untuk ditempel. Sesuai perkiraan, seharusnya Calvin keluar dari bandara dalam waktu sepuluh menit lagi. Dia bahkan telah tiba dan sedang melakukan pengecekan bagasi. Anggita melihat Hendra, asisten Calvin yang memang sudah lebih dulu pulang ke Indonesia. Dia datang untuk menjemput Calvin. Entah dari mana datangnya seorang wanita berpenampilan seksi memakai kaca mata hitam dan ikut berdiri di samping Hendra. Hendra hanya menunduk sopan pada wanita itu seolah memang telah mengenalnya, namun wanita itu sangat acuh dan terlihat angkuh. Kemudian Hendra melir