53. Bukan Pecundang

1703 Kata

Bagi Marsha menunduk hanyalah dilakukan oleh seorang pecundang. Dan dipastikan pecundang itu bukanlah dia. Dia mengangkat dagunya dengan tinggi melewati para karyawan yang tengah membereskan outlet sebelum jam buka mall. Meskipun setiap langkah diiringi desas desus, dia tak peduli. Dia sudah ditelepon Keilana pagi tadi. Marsha hanya berkata kita bicarakan di kantor. Keilana memperhatikan Marsha dari kejauhan. Wanita itu pasti tak mau berada di dekatnya saat ini, terutama di saat menjadi pusat perhatian seperti yang terjadi. “Mbak Marsha,” sapa karyawan yang dilalui. Marsha hanya tersenyum tipis dan mengangguk. Beberapa karyawan itu mengepalkan kedua tangannya ke atas seolah memberi semangat. “Mbak jangan takut ya, enggak apa-apa kok, lagi pula Mbak sudah dewasa dan Mas Keilana bukan sua

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN