"Dari mana aja kamu?" Abel terkesiap. Dia menutup pintu dan berbalik menghadap sumber suara. Rupanya sang Papa ada di sana, duduk bersedekap di sofa ruang utama. "Papa sejak kapan ada di sini?" Abel balas bertanya. Kenzo pun bangkit dari dudukkannya. "Anak gadis pulang saat matahari terbenam, gak pantes!" Abel terdiam, hatinya pedih. Apakah di mata Papanya dia selalu salah? "Masih kecil udah main peluk-pelukan. Mau jadi apa gedenya nanti?!" Abel dimarahi. Baru juga pulang, melangkah dua kali untuk masuk lebih dalam saja belum dia lakukan. Tapi Kenzo sudah menyambutnya dengan intonasi yang tinggi. "Bisa gak, sekali aja nggak bikin Papa marah?!" Abel sudah biasa menelan pil pahit tiap harinya, tapi percayalah kali ini dia ingin sekali memuntahkannya. Tangan Abel mengepal kuat. Jik