Tujuh tahun telah mengalir seperti sungai yang tenang di sekitar kehidupan Zelaza dan Zorion di kota kecil mereka. Sebuah kehidupan yang nyaman, aman, dan terlindungi. Pagi diawali dengan aroma kopi dan roti bakar, diiringi celotehan Zorion tentang cita--citanya. Namun, sesuatu mulai berubah. Perubahan itu berasal dari piala-piala kecil yang mulai memenuhi rak di kamar Zorion. Medali perunggu dari kejuaraan renang regional. Piagam penghargaan sebagai pemain terbaik dalam turnamen sepak bola antar sekolah. Laporan akademik yang selalu dihiasi nilai-nilai tertinggi, terutama dalam sains dan matematika. Setiap prestasi itu adalah sebuah kebanggaan yang membakar d**a Zelaza. Tapi setiap prestasi itu juga adalah sebuah pertanyaan yang semakin panjang. Sebuah desakan halus baginya. ‘Di s