Tangannya terulur menyentuh leher Sena. Terasa pas di genggamannya hingga Tiara mulai bisa mengeratkan cek ikannya dengan senyuman tidak sabar membuat Sena mati. "Ngapain kamu?" Tiara kaget bukan main, dia refleks melepaskan cekikannya, menoleh dan melotot ketika melihat Samudera yang ada di sana bersama dengan sang dokter yang sebelumnya tidur bersama dengan Tiara. "Maaf, Pak. Tadi saya izinin masuk soalnya emang liatin foto foto waktu dia kecil sama Ibu. Sekali lagi maaf." Samudera mendekat perlahan, Tiara merasa napasnya tercekat. Takut dengan tatapan tersebut. Dia mundur perlahan dan menggelengkan kepalanya. "Aku cuma kangen sama Sena dan mau ngomong sama dia." "Kamu pikir saya bodoh?" Samudera menarik tangan Tiara keluar dari ruangan. Menatap tajam sang dokter yang berani bera