Vio melotot saat Lando memajukan wajahnya, saraf-saraf dalam otaknya tiba-tiba tumpul, tubuhnya tak mampu merespon. Vio membeku ketika embusan napas cowok itu menerpa wajahnya, sampai dia tak menyadari Lando sudah memiringkan kepala dan mencium sudut bibirnya. Vio terkesiap, tangannya refleks mendorong d**a Lando sampai terdorong mundur, menciptakan jarak lebar di antara keduanya. Napas Vio memburu, matanya menatap tajam Lando yang sedang mengusap bibir. s****n! "Manis, kaya cherry. I like it," komentar Lando, tersenyum manis tapi di mata Vio seperti seringai setan j*****m. "Stupid!" Satu kata yang berhasil lolos dari mulut Vio. "What?" Lando sedikit terperangah mendengarnya. Vio mendecih, lantas memilih pergi meninggalkan Lando yang masih terdiam di posisinya. Berkali-kali Vio menggo