Qiandra tersiksa di dalam ruang kesehatan. Ia ingin melihat putranya, jiwanya seperti direnggut paksa dari tubuh ketika ia tidak bisa memastikan keadaan malaikat kecilnya. "Makananmu sudah dingin, Qiandra." Suara Ezell terdengar di telinga Qiandra namun diabaikan oleh wanita itu. Qiandra benar-benar muak dengan Ezell, setiap hari, pagi, siang, petang dan malam pria ini selalu mendatanginya. Meski kedatangan Ezell tak sampai satu jam, tapi bagi Qiandra itu terasa sangat lama. "Kau sangat betah di dalam ruangan ini. Sudah satu minggu, Qiandra. Harusnya kau sudah cukup sehat untuk keluar dari tempat ini." Ezell berdiri tepat di sebelah ranjang Qiandra. Pintu ruangan itu terbuka, pelayan datang membawa makanan hangat untuk Qiandra. Ezell meraih makanan itu, ia memerintahkan pelayannya un