Sejak siang, perasaan Yogi sudah tidak enak. Ia ingin segera pulang, tapi pekerjaan yang banyak membuatnya harus rela lembur. Yogi melepas dasinya dengan kasar, sangat gerah menggunakan benda itu. Tsalisa yang sejak tadi menatap Yogi, merasa sedikit terpesona.
"Jangan menatapku seperti itu, Tsalisa! aku sudah punya istri kalau kamu lupa." ucap Yogi tanpa menoleh pada gadis itu. Sebisa mungkin Yogi membatasi dirinya dari godaaan wanita selain istrinya.
"Maaf, pak. Saya tidak maksud," ucap Tsalisa merasa bersalah.
Yogi mendengus. Dia tau kalau dia tampan, tapi tidak perlu terpesona juga. Apalagi dia sudah menjadi laki orang. Beberapa kali Yogi menghubungi istrinya, tapi tidak kunjung tersambung. Membuat pikiran Yogi merasa berkecamuk.
Ting!
Notifikasi pesan membuat hp Yogi yang ada di
